Sutra Lalitavistara: Seratus Delapan Gerbang Cahaya Dharma
(aṣṭottaraśata dharmāloka-mukha)
Kemudian Sang Bodhisatwa menyampaikan kepada perkumpulan besar para dewa dengan ucapan berikut:
"Yang terhormat (
mārṣāḥ), dengarkanlah Gerbang Cahaya Dharma yang menyenangkan para dewa, yang diajarkan kepada para dewa pada saat setiap Bodhisatwa hendak mangkat ke dunia. Ada 108 Gerbang Cahaya Dharma (
aṣṭottaraśata dharmālokamukha) yang wajib diajarkan kepada perkumpulan semua dewa oleh seorang Bodhisatwa yang hendak meninggalkan kehidupan sekarang."
Apakah 108 Gerbang Cahaya Dharma tersebut?
Itu adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan (śraddhā)
Keyakinan (śraddhā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, pikiran tidak goyah.
2. Kemurahan hati yang spontan (prasāda)
Kemurahan hati yang spontan (prasāda) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, pikiran bebas dari cemaran.
3. Hati ayem (prāmodya)
Hati ayem (prāmodya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, tubuh menjadi sangat lentur.
4. Kepuasan, kemantapan (prīti)
Kepuasan (prīti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, pikiran menjadi murni.
TRISAṀVARA | TIGA PENJAGAAN
5. Menjaga perbuatan (kāyasaṃvara)
Menjaga perbuatan (kāyasaṃvara) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, tiga perbuatan negatif melalui tubuh menjadi murni.
6. Menjaga ucapan (vāksaṃvara)
Menjaga ucapan (vāksaṃvara) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, empat karma negatif melalui ucapan ditinggalkan.
7. Menjaga pikiran (manaḥsaṃvara)
Menjaga pikiran (manaḥsaṃvara) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu – ketamakan, kedengkian, dan pandangan keliru – ditinggalkan.
SAṬĀNUSMRTI | ENAM PENGINGATAN
8. Mengingat Buddha (buddhānusmṛti)
Mengingat Buddha (buddhānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada persepsi murni akan Buddha
9. Mengingat Dharma (dharmānusmṛti)
Mengingat Dharma (dharmānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada ajaran Dharma yang murni.
10. Mengingat Sangha (saṃghānusmṛti)
Mengingat Sangha (saṃghānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat seseorang tidak gagal menjalankan sila.
11. Mengingat berlepas (tyāgānusmṛti)
Mengingat berlepas (tyāgānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat seseorang meninggalkan keterikatan terhadap semua benda materi.
12. Mengingat sila (śīlānusmṛti)
Mengingat sila (śīlānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada terwujudnya aspirasi.
13. Mengingat kedewataan (devatānusmṛti)
Mengingat kedewataan (devatānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membawa pada cara berpikir yang luas.
CATVARIAPRAMĀṆANI | EMPAT YANG TAK TERUKUR
14. Cinta kasih (maitrī)
Cinta kasih (maitrī) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu melampaui segala yang tercipta berkat daya kebajikan dari hal-hal yang bersifat materiil.
15. Welas asih (karuṇā)
Welas asih (karuṇā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat seseorang meninggalkan segala bentuk kekerasan.
16. Ikut bersukacita (muditā)
Ikut bersukacita (muditā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghilangkan semua ketidaknyamanan.
17. Kesetaraan sikap (upekṣā)
Kesetaraan sikap (upekṣā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada pengentasan terhadap ketertarikan (raga).
CATURPRATYAVEKṢĀ | EMPAT PERHATIAN
18. Memperhatikan Ketidakajekan (anityapratyavekṣā)
Memperhatikan keperubahan (anityapratyavekṣā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada ketidakterikatan terhadap Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
19. Memperhatikan duḥkha (duḥkhapratyavekṣā)
Memperhatikan dukha (duḥkhapratyavekṣā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada berhentinya tujuan yang keliru.
20. Memperhatikan tiadanya atma (anātmapratyavekṣā)
Memperhatikan tiadanya atma (anātmapratyavekṣā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghilangkan keterpakuan pada ‘aku.'
21. Memperhatikan kedamaian hati (śāntapratyavekṣā)
Memperhatikan kedamaian hati (śāntapratyavekṣā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghilangkan kobaran nafsu.
KUSALAMULA | SUMBER KEBAJIKAN
22. Memiliki standar diri (hrī)
Memiliki standar diri (hrī) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membawa pada kedamaian sepenuhnya.
23. Memiliki kepekaan (apatrāpya)
Memiliki kepekaan (apatrāpya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membawa kedamaian sepenuhnya untuk makhluk lain.
24. Kenyataan (satya)
Kenyataan (satya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, para dewa dan manusia tidak terperdaya.
25. Yang ada (bhūta)
Yang ada (bhūta) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, kita tidak terperdaya.
26. Hidup dalam Dharma (dharmacaraṇa)
Hidup dengan Dharma (dharmacaraṇa) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, kita mengandalkan Dharma.
27. Mengandalkan Triratna (triśaraṇagamana)
Mengandalkan Triratna (triśaraṇagamana) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita melampaui tiga alam rendah.
28. Bersyukur dan menghargai kebaikan makhluk lain (kṛtajñatā)
Bersyukur dan menghargai kebaikan makhluk lain (kṛtajñatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kebajikan-kebajikan yang kita lakukan, tidak sia-sia.
29. Rasa berterima kasih (kṛtaveditā)
Rasa berterima kasih (kṛtaveditā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita tidak menyalahkan orang lain.
CATURJÑATĀ | EMPAT PEMAHAMAN
30. Memahami diri sendiri (ātmajñatā)
Memahami diri sendiri (ātmajñatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita tidak memuji diri sendiri.
31. Memahami makhluk lain (sattvajñatā)
Memahami makhluk lain (sattvajñatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita tidak meremehkan makhluk lain.
32. Menghargai Dharma (dharmajñatā)
Menghargai Dharma (dharmajñatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita menerapkan Dharma dengan tekun dan tepat.
33. Menghargai waktu (kālajñatā)
Menghargai waktu (kālajñatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat apa yang dilihat menjadi bermakna.
34. Rendah hati | menanggulangi kesombongan (nihatamānatā)
Rendah hati | menanggulangi kesombongan (nihatamānatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada Prajnaparamita.
35. Tanpa dendam (apratihatacittatā)
Tanpa dendam (apratihatacittatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita melindungi diri sendiri dan makhluk lain.
36. Tanpa rasa bermusuhan (anupanāha)
Tanpa rasa bermusuhan (anupanāha) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita bebas dari penyesalan.
37. Keyakinan dan kekaguman (adhimukti)
Keyakinan dan kekaguman (adhimukti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita berusaha semaksimal mungkin dan bebas dari kebimbangan.
38. Mengamati kejijikan (aśubhapratyavekṣā)
Mengamati kejijikan (aśubhapratyavekṣā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita melepas apa yang kita dambakan.
39. Tanpa itikad buruk (avyāpāda)
Tanpa itikad buruk (avyāpāda) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita menghilangkan pikiran dendam.
40. Tanpa kebingungan (amoha)
Tanpa kebingungan (amoha) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghilangkan halangan dicapainya pengetahuan sempurna (sarvājñāna).
41. Mendalami Dharma (dharmārthikatā)
Mendalami Dharma (dharmārthikatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mengandalkan maknanya.
42. Menghendaki Dharma (dharmakāmatā)
Menghendaki Dharma (dharmakāmatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita memasuki alam Dharmacahaya Dharma.
43. Mengupayakan mendengar ajaran (śrutaparyeṣṭi)
Mengupayakan mendengar (ajaran) (śrutaparyeṣṭi) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita untuk menyidik Dharma secara akurat dan tepat.
44. Penerapan yang selaras (samyakprayoga)
Penerapan yang selaras (samyakprayoga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada tatalaku yang tepat.
45. Memahami namarupa dengan saksama (nāmarūpaparijñā)
Memahami namarupa dengan saksama (nāmarūpaparijñā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita menanggulangi semua keterikatan.
46. Mengenali dan mencabut sebab-sebab (hetudṛṣṭisamuddhāta)
Mengenali dan mencabut sebab-sebab (hetudṛṣṭisamuddhāta) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada dicapainya kesadaran dan pembebasan sempurna.
47. Hilangnya ketertarikan dan penolakan (anunayapratighaprahāṇaṃ)
Hilangnya ketertarikan dan penolakan (anunayapratighaprahāṇaṃ) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghilangkan pikiran-pikiran yang menghakimi.
48. Piawai tentang skandha-skandha (skandhakauśalyaṃ)
Piawai tentang skandha-skandha (skandhakauśalyaṃ) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada pemahaman duhkha secara menyeluruh.
49. Melihat kesamaan dari elemen-elemen (dhātusamatā)
Melihat kesetaraan dari elemen-elemen (dhātusamatā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada bebasnya dari sumber duhkha.
50. Mengurangi kontak indrawi (āyatanāpakarṣaṇaṃ)
Mengurangi kontak indrawi (āyatanāpakarṣaṇaṃ) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita menumbuhkembangkan jalan.
51. Kebisaan menerima bahwa tiada yang muncul (anutpādakṣānti)
Kebisaan menerima bahwa tiada yang muncul (anutpādakṣānti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada realisasi pemberhentian (nirodha).
SAPTATRIMSAT BODHIPAKSIKA DHARMA | TIGA PULUH TUJUH PEMBENTUK PENGGUGAHAN
52. Keawasan pada tubuh (kāyagatānusmṛti)
Keawasan pada tubuh (kāyagatānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada pemahaman mendalam tentang tubuh.
53. Keawasan pada sensasi perasaan (vedanāgatānusmṛti)
Keawasan pada sensasi perasaan (vedanāgatānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan untuk menunggangi semua spektrum sensasi.
54. Keawasan pada cita (cittagatānusmṛti)
Keawasan pada cita (cittagatānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada pemahaman tepat tentang sifat cita yang seperti ilusi.
55. Keawasan pada yang dialami (dharmagatānusmṛti)
Keawasan pada yang dialami (dharmagatānusmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada prajna tak terhalang.
56. Empat Pengerahan Usaha yang sesuai (catvāri samyakprahāṇāni)
Empat Pengerahan Usaha yang sesuai (catvāri samyakprahāṇāni) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu dapat menghilangkan semua kualitas yang tidak bajik dan menyempurnakan semua kualitas bajik.
57. Empat landasan daya kekuatan pikir (catvāra ṛddhipādā)
Empat landasan daya kekuatan pikir (catvāra ṛddhipādā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada kelenturan tubuh dan pikiran.
58. Mempunyai keyakinan (śraddhendriya)
Mempunyai keyakinan (śraddhendriya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita tidak bergantung pada bimbingan orang lain.
59. Mempunyai semangat keuletan usaha (vīryendriya)
Mempunyai semangat keuletan usaha (vīryendriya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita mempunyai prajna.
60. Mempunyai keawasan (smṛtīndriya)
Mempunyai keawasan (smṛtīndriya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita melakukan tindakan-tindakan yang bermanfaat (kushala).
61. Mempunyai penyatuan pikir (samādhīndriya)
Mempunyai penyatuan pikir (samādhīndriya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat cita terbebas.
62. Mempunyai kewaskitaan pikiran (prajñendriya)
Mempunyai kewaskitaan pikiran (prajñendriya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada prajna melihat langsung sebagaimana adanya.
PAÑCABALA | LIMA DAYA KEKUATAN
63. Daya kekuatan keyakinan (śraddhābala)
Daya kekuatan keyakinan (śraddhābala) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada diatasinya kekuatan Mara.
64. Daya kekuatan semangat keuletan usaha (vīryabala)
Daya kekuatan semangat keuletan usaha (vīryabala) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, kita tidak akan berpaling.
65. Daya kekuatan keawasan (smṛtibala)
Daya kekuatan keawasan (smṛtibala) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, kita tidak akan tersesat.
66. Daya kekuatan kesatuan pikir (samādhibala)
Daya kekuatan kesatuan pikir (samādhibala) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, kita terbebas dari semua pikiran yang mengelana.
67. Daya kekuatan kewaskitaan (prajñābala)
Daya kekuatan kewaskitaan (prajñābala) adalah gerbang cahaya Dharma, karena dengan itu, kita tidak mudah terperdaya.
SAPTABODHYAṄGA | TUJUH ELEMEN PENGGUGAHAN
68. Elemen keawasan (smṛtisaṃbodhyaṅga)
Elemen penggugahan keawasan (smṛtisaṃbodhyaṅga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mengerti Dharma sebagaimana adanya.
69. Elemen penggugahan penyidikan pengalaman (dharmapravicayasaṃbodhyaṅga)
Elemen penggugahan penyidikan pengalaman (dharmapravicayasaṃbodhyaṅga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita menyempurnakan semua Dharma.
70. Elemen penggugahan semangat keuletan usaha (vīryasaṃbodhyaṅga)
Elemen penggugahan semangat keuletan usaha (vīryasaṃbodhyaṅga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita memiliki kepandaian realisasi sempurna.
71. Elemen penggugahan kepuasan, kemantapan (prītisaṃbodhyaṅga)
Elemen penggugahan kepuasan (prītisaṃbodhyaṅga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mencapai samadhi.
72. Elemen penggugahan kelenturan (praśrabdhisaṃbodhyaṅga)
Elemen penggugahan kelenturan (praśrabdhisaṃbodhyaṅga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita menyempurnakan upaya.
73. Elemen penggugahan penyatuan pikir (samādhisaṃbodhyaṅga)
Elemen penggugahan penyatuan pikir (samādhisaṃbodhyaṅga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita memahami kesamaan dari semua pengalaman (apa pun yang dialami).
74. Elemen penggugahan kesetaraan (upekṣāsaṃbodhyaṅga)
Elemen penggugahan kesetaraan (upekṣāsaṃbodhyaṅga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada ketidaktertarikan atas semua yang lahir.
ĀRYĀṢṬĀṄGIKAMĀRGA | DELAPAN JALAN ARIYA
75. Keselarasan cara pandang (samyagdṛṣṭi)
Keselarasan cara pandang (samyagdṛṣṭi) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu mencegah kita dari gagal menjalankan sila.
76. Keselarasan cara pikir (samyaksaṃkalpa)
Keselarasan cara pikir (samyaksaṃkalpa) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita melepaskan semua pemikiran, konsep, dan gagasan.
77. Keselarasan cara berbicara (samyagvāg)
Keselarasan cara berbicara (samyagvāg) adalah gerbang alam Dharna, karena itu membuat kita tahu bahwa semua kata-kata, suara, bahasa, dan ucapan adalah bagaikan gema.
78. Keselarasan cara bertindak (samyakkarmānta)
Keselarasan cara bertindak (samyakkarmānta) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada berakhirnya karma dan tiadanya konsekuensi karma.
79. Keselarasan cara berinteraksi (samyagājīva)
Keselarasan cara berinteraksi (samyagājīva) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita menghentikan semua pencarian.
80. Keselarasan cara berusaha (samyagvyāyā)
Keselarasan cara berusaha (samyagvyāyā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita mencapai pantai seberang.
81. Keselarasan keawasan (samyaksmṛti)
Keselarasan keawasan (samyaksmṛti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada tiadanya smrti (asmrti) dan perhatian (manasikara).
82. Keselarasan penyatuan pikir (samyaksamādhi)
Keselarasan penyatuan pikir (samyaksamādhi) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada pencapaian samadhi dari pikiran yang tak berkelana.
83. Tekad mencapai penggugahan demi semua makhluk (bodhicitta)
Tekad mencapai penggugahan demi semua makhluk (bodhicitta) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kelangsungan dan kelestarian silsilah Triratna.
84. Niat dan motivasi (āśaya)
Niat dan motivasi (āśaya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita tidak beraspirasi Hinayana.
85. Rasa tanggung jawab pribadi (adhyāśaya)
Rasa tanggung jawab pribadi (adhyāśaya) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita memberi perhatian khusus pada Buddhadharma yang luas.
86. Penerapan (prayoga)
Penerapan (prayoga) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada disempurnakannya semua kualitas bajik.
SATPĀRAMITĀ | ENAM PENYEMPURNAAN
87. Penyempurnaan kemurahan hati (danaparamita)
Penyempurnaan kemurahan hati (dānapāramitā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena menghasilkan tanda-tanda dan ciri-ciri keagungan, membentuk Buddhasetra yang sepenuhnya murni, dan menumbuhkembangkan makhluk-makhluk yang serakah.
88. Penyempurnaan sila - disiplin etis yang berintegritas (śīlapāramitā)
Penyempurnaan disiplin etis yang berintegritas (śīlapāramitā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita melampaui semua alam yang terbatas dan alam-alam rendah serta menumbuhkembangkan makhluk-makhluk yang silanya lemah.
89. Penyempurnaan ketahanan dan toleransi (kṣāntipāramitā)
Penyempurnaan ketahanan dan toleransi (kṣāntipāramitā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita meninggalkan kedengkian, agresi, kemarahan, kesombongan, arogansi, dan keangkuhan, serta menumbuhkembangkan makhluk-makhluk yang memendam kedengkian.
90. Penyempurnaan semangat keuletan usaha (vīryapāramitā)
Penyempurnaan semangat keuletan usaha (vīryapāramitā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mempraktikkan semua upaya bajik dan menumbuhkembangkan makhluk-makhluk yang malas.
91. Penyempurnaan stabilitas mental (dhyanapāramitā)
Penyempurnaan stabilitas mental (dhyānapāramitā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mengembangkan shamatha dan kewaskitaan (abhijna), serta menumbuhkembangkan makhluk-makhluk yang perhatiannya mengelana.
92. Penyempurnaan kewaskitaan (prajñāpāramitā)
Penyempurnaan kewaskitaan (prajñāpāramitā) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita untuk terbebas dari kabut gelap kesalahpengertian (avidya) dan delusi (moha), untuk meninggalkan pandangan keliru, dan menumbuhkembangkan makhluk-makhluk yang berpengetahuan keliru.
93. Upaya yang terampil (upāyakauśala)
Upaya yang terampil (upāyakauśala) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mengajarkan tatalaku yang sesuai dengan keinginan para makhluk dan memungkinkan kita mempraktikkan semua ajaran Buddha.
94. Empat cara pendekatan (catvāri saṃgrahavastūni)
Empat cara pendekatan (catvāri saṃgrahavastūni) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghimpun para makhluk dan membuat mereka menjadi wadah yang sesuai untuk menerima Dharma, yang bersumber dari aspirasi atas penggugahan.
95. Menumbuhkembangkan para makhluk (sattvaparipāka)
Menumbuhkembangkan para makhluk (sattvaparipāka) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu membuat kita tidak terikat pada kebahagiaan diri sendiri dan bebas dari keputusasaan.
96. Memahami Dharma Jati (saddharmaparigraha)
Memahami Dharma Jati (saddharmaparigraha) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita menghilangkan klesha semua makhluk.
CATVARISAMBHĀRA | EMPAT PENGUMPULAN
97. Pengumpulan berkah daya kebajikan (puṇyasaṃbhāra)
Pengumpulan berkah daya kebajikan (puṇyasaṃbhāra) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mengayomi semua makhluk.
98. Pengumpulan berkah daya pengetahuan (jñānasaṃbhāra)
Pengumpulan berkah daya pengetahuan (jñānasaṃbhāra) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menyempurnakan sepuluh daya.
99. Pengumpulan ketenangan pikir (śamathasaṃbhāra)
Pengumpulan ketenangan pikir (śamathasaṃbhāra) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada pencapaian dhyana Tathagata.
100. Pengumpulan pandangan tajam (vidarśanāsaṃbhāra)
Pengumpulan pandangan tajam (vidarśanāsaṃbhāra) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada dicapainya mata jnana (jnana-cakshu)
CATVARI PRATISAṀVID | EMPAT PENGETAHUAN TANPA HAMBATAN
101. Memiliki (empat) pengetahuan tanpa hambatan (pratisaṃvidavatāra)
Memiliki pengetahuan tanpa hambatan (pratisaṃvidavatāra) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada dicapainya mata Dharma.
102. Menggunakan (empat) pilihan andal (pratiśaraṇāvatāra)
Menggunakan pilihan andal (pratiśaraṇāvatāra) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada kemurnian mata Buddha.
CATVARI PRATILAMBHO | EMPAT RETENSI
103. Pencapaian dharani (dhāraṇīpratilambha)
Pencapaian dharani (dhāraṇīpratilambha) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita mengingat semua yang dikatakan Buddha.
104. Pencapaian kepercayaan diri (pratibhānapratilambha)
Pencapaian kepercayaan diri (pratibhānapratilambha) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu memungkinkan kita memenuhi kebutuhan semua makhluk dengan memberikan mereka penjabaran yang jelas.
105. Kebisaan menerima penampilan kelanjutan keberadaan (ānulomikadharmakṣānti)
Kebisaan menerima penampilan kelanjutan keberadaan (ānulomikadharmakṣānti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada keselarasan dengan seluruh Buddhadharma.
106. Kebisaan menerima yang tanpa pembentukan (anutpattikadharmakṣānti)
Kebisaan menerima yang tanpa pembentukan (anutpattikadharmakṣānti) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada terwujudnya prediksi penggugahan.
107. Tahap tanpa regresi (avaivartikabhūmi)
Tahap tanpa regresi (avaivartikabhūmi) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada disempurnakannya seluruh Buddhadharma.
108. Pengetahuan dari bumi ke bumi (bhūmerbhūmisaṃkrāntijñāna)
Pengetahuan dari bumi ke bumi (bhūmerbhūmisaṃkrāntijñāna) adalah gerbang cahaya Dharma, karena itu menghantarkan pada diperolehnya pengetahuan sempurna (sarvajna).
***
Berbagi Pengalaman Pribadi
Bagaimana Dharma mengubah hidup Anda? Mungkin Anda mempunyai cerita atau kisah menarik tentang aplikasi Dharma dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kesuksesan maupun tantangan-tantangan yang Anda hadapi. Kisah Anda mungkin dapat menginspirasi orang lain dan ini adalah salah satu wujud dari dana paramita. Luangkan waktu sejenak untuk menulisnya dan berbagi dengan kami. Kirimkan kisah Anda ke:
nanachen91@gmail.com (Erina). (Catatan: redaksi dapat mengeditnya sesuai kebutuhan).