Tur kedua Buddha Giok diadakan pada hari Minggu, 17 Oktober 2010 di lima vihara di daerah Tangerang yang juga diisi dengan sharing Dharma. Berikut adalah ringkasannya:
Cetiya Loka Dharma
Anak-anak sekolah minggu Cetiya Loka Dharma, Kosambi
Dengan penuh antusias, anak-anak sekolah minggu di Cetiya Loka Dharma mengikuti cerita boneka tangan mengenai “Piggy dan Kawan-kawan,” dengan makna cerita bahwa kita harus selalu mengembangkan kemurahan hati dan saling membantu sesama. Karena dalam kehidupan ini, kita tak pernah sendiri, tak pernah terpisah dari lingkungan dan orang lain, tetapi selalu berhubungan satu sama lain dan hidup kita tergantung dari kebaikan banyak makhluk.
Vihara Ratana
Para remaja di Vihara Ratana, Dadap
Setelah mendapatkan penjelasan sekilas mengenai Buddha Giok (Jade Buddha), para remaja juga mendengarkan sharing Dharma tentang bagaimana mengaplikasikan Buddhadharma dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara menghilangkan gejolak-gejolak mental (klesha) dan tilasan-tilasannya melalui sila, samadhi dan prajna.
Vihara Atthanaga Vimuthi
Umat memberikan penghormatan kepada Buddha Giok, Vihara Atthanaga Vimuthi, Tangerang
Ibu-ibu dan Bapak-bapak di Vihara Atthanaga Vimuthi mendengarkan penjelasan sekilas mengenai Buddha Giok, yang dilanjutkan dengan sharing Dharma mengenai anitya, duhkha dan anatma. Di sekeliling kita, semua hal mengalami perubahan. Demikian juga halnya dengan keberadaan kita, termasuk emosi-emosi yang kita alami juga selalu berubah-ubah. Karena kita biasanya “menolak” semua perubahan yang terjadi, makanya kita mengalami duhkha. Dengan menerima perubahan seperti apa adanya kita mulai mengerti Lanitya, duhkha dan anatman. Setiap tindakan kebajikan yang kita lakukan, bisa kita dedikasikan untuk mendapatkan inspirasi agar kita lebih mengerti dan mengetahui realita seperti apa adanya.
Vihara Arya Dipa
Diskusi dan Berbagi Dharma di Vihara Arya Dipa
Dengan penuh antusias, ibu-ibu di Vihara Arya Dipa mendengarkan penjelasan sekilas tentang Buddha Giok. Acara dilanjutkan dengan sharing Dharma mengenai cara mengatasi kemarahan.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita bereaksi dengan cara marah ketika menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Seringkali kita menuding hal-hal di luar sana sebagai penyebabnya, padahal jika ditelaah dengan sungguh-sungguh, sebenarnya kemarahan muncul karena dalam hati kita sudah ada ketidakpuasan/ketidakbahagiaan, sehingga dengan percikan sedikit saja dari luar, kita akan bereaksi dengan penuh kemarahan.
Ada beberapa teknik dalam menghadapi timbulnya kemarahan. Salah satunya adalah kita harus tahu marah itu datangnya dari mana. Jika kita tak ingin kondisi yang sama terulang kembali di masa yang akan datang, kita jangan bereaksi seperti biasanya, yaitu membalas dengan kemarahan. Jangan kita genggam erat-erat kemarahan karena itu hanya menyebabkan kesulitan dan penderitaan bagi diri kita sendiri.
Pada kesempatan ini, para ibu-ibu juga berbagi cerita mengenai pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari di antaranya mengenai meditasi, dan sebagainya.
Cetiya Tri Dharma Guna
Sharing Dharma di Cetiya Tri Dharma Guna
Tur Buddha Giok hari tersebut berakhir di Cetiya Tri Dharma Guna. Jumlah umat yang hadir cukup banyak sehingga memadati ruangan di luar baktisala.
Kebaktian malam tersebut juga diisi dengan sharing Dharma mengenai tujuan hidup, pembahasan tentang Empat Kenyataan Arya, karma dan cara menghilangkan emosi-emosi negatif dalam diri kita dan bagaimana membangun emosi-emosi positif; “hadir” setiap saat sehingga kita bisa bersikap proaktif, bukannya reaktif dalam menghadapi apapun yang kita alami setiap saat.
Demikianlah rangkuman singkat tur Buddha Giok selama sehari. Terima kasih kepada semua umat dan teman-teman yang telah membantu. Mari kita bertekad untuk menjadi lebih baik agar berguna bagi makhluk lain.
|
KEMBALI |