Daftar Istilah
Berikut adalah sebagian kecil dari daftar istilah dalam ajaran Buddhadharma.
Saat ini daftar istilah yang ada di sini masih sedikit dan akan terus dilengkapi.
Anitya (Sanskerta; Inggris: changing/impermanent). Mempunyai sifat 'berubah-ubah.' Anitya merupakan sifat dasar dari semua fenomena, misalnya pengertian bahwa pada saat sesuatu terbentuk, pada saat itu juga proses kehancurannya telah dimulai.
Atman (Sanskerta: Inggris: soul/self). Jiwa, roh, nyawa. Sosok yang ada dalam diri setiap makhluk - yang akan lahir kembali, yang tidak berubah-ubah, terpisah dan tidak tergantung dari badan dan pikiran. Sosok yang seperti ini tidak eksis menurut ajaran Buddha.
Avidya (Sanskerta; Inggris: ignorance/misknowledge; Indonesia: kesalahpengertian). Salah mengerti mengenai keberadaan - bahwa segala sesuatu mempunyai sifat hakiki dan bersifat independen. Kesalahpengertian inilah yang mendasari semua penderitaan, semua klesha dan karma. Avidya beserta dvesha dan raga/lobha disebut tri-visa (tiga racun).
Bodhi (Sanskerta: Inggris: to be awakened/enlightened; Indonesia: tergugah). Dicapainya keadaan sempurna yang semestinya (Sanskerta: tathata), dimana semua kesalahpengertian telah sepenuhnya dihilangkan dan dimilikinya kemampuan melihat semua keberadaan secara benar, serta ditandai dengan pengetahuan dan welas asih sempurna. Makhluk yang telah tergugah dari kebingungan mengenai realita dan telah mencapai keadaan demikian disebut Buddha (Sanskerta), Inggris: the Awakened One; Indonesia: Yang Telah Tergugah.
Bodhicitta (Sanskerta). Menumbuhkan hati yang peduli, yang bertekad untuk tergugah sepenuhnya agar dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada semua makhluk.
Bodhisattva (Sanskerta). Makhluk yang beraspirasi atau bertekad untuk mempraktikkan bodhicitta.
Buddhaksetra (Sanskerta; Inggris: Buddhafield/pureland). Alam murni yang selalu dialami oleh para Buddha.
Cetana (Sanskerta; Inggris: intention). Impuls, gerak hati atau hasrat yang mendorong pikiran, perkataan atau perbuatan.
Cinta kasih (Sanskerta: maitri; Inggris: loving-kindness). Keinginan agar makhluk lain mendapatkan kebahagiaan dan sebab-sebabnya dan secara aktif berupaya agar mereka bahagia.
Citta (Sanskerta). Dalam bahasa Sanskerta, terdapat banyak sinonim dari citta, seperti: jnana, manah, mati, vijnana, budhi, vittih, vidya, nama dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai mind, consciousness, awareness dan sebagainya. Kosa kata bahasa Indonesia untuk istilah-istilah tersebut sangatlah terbatas. Kata-kata yang sering digunakan adalah kesadaran, pikiran, batin, perhatian, namun kata-kata tersebut kurang memadai untuk mewakili arti citta. Pada dasarnya, citta didefinisikan sebagai aktivitas mempersepsi objek, yang memungkinkan sesuatu untuk muncul (clear) dan diketahui (aware). Dengan demikian, proses melihat, mendengar, membau, merasa, menyentuh dan berpikir pun digolongkan dalam citta.
Dromtonpa. Seorang upasaka dari Tibet; murid utama dari Lama Atisha.
Duhkha (Sanskerta). Sesuatu yang tidak memuaskan. Keberadaan dalam samsara ditandai dengan sifat duhkha - tidak mungkin selalu memuaskan.
Dvesha (Sanskerta; Inggris: hatred). Penolakan dan perasaan tidak senang karena menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan atau sesuatu yang tidak dikehendaki. Dvesha merupakan salah satu dari tiga racun (tri-visa). Dvesha adalah lawan dari lobha/raga.
Empat Kenyataan Para Arya (Sanskerta: catvari aryasatya; Inggris: Four Noble Truths). Putaran Roda Dharma pertama yang diberikan oleh Buddha kepada lima orang pertapa yang berisi: (1) Kenyataan tentang Duhkha, (2) Kenyataan Sumber Duhkha, (3) Kenyataan Berakhirnya Duhkha, dan (4) Kenyataan Jalan untuk Mengakhiri Duhkha. Secara ringkas, ajaran Empat Kenyataan Para Arya menerangkan bahwa segala sesuatu bersifat duhkha (tidak memuaskan); duhkha mempunyai sebab yaitu karma dan klesha; duhkha dapat diakhiri; dan ada jalan atau cara untuk mengakhirinya.
Enam alam keberadaan. Yang dimaksud dengan enam alam keberadaan adalah alam dewa, alam asura, alam manusia, alam binatang, alam preta dan alam neraka.
Halusinasi. Ketidaksesuaian antara apa yang dianggap benar dengan kenyataan atau realita. Proyeksi yang keliru mengenai sesuatu - yang disebabkan oleh kesalahpengertian, misalnya seorang anak kecil yang ketakutan karena menganggap ada hantu di kamarnya.
Hinayana (Sanskerta; Inggris: Lesser Vehicle/Modest Vehicle of Mind). Level dan keadaan pikiran dengan motivasi ingin mengentaskan diri dari samsara dan mencapai pembebasan.
Imputasi. (Inggris: imputation). Pemberian label pada sesuatu yang dipikirkan. Misalnya, keberhargaan batu yang disebut berlian adalah berdasarkan imputasi dari nilai yang diterapkan pada benda tersebut.
Kalpa (Sanskerta) adalah unit jenjang waktu atau periode masa yang lama berdasarkan terbentuk dan hancurnya dunia ini dalam kosmologi India.
Karma (Sanskerta; Inggris: action). Definisi singkat dari karma adalah bergeraknya pikiran. Sebenarnya karma merupakan faktor mental yang mendorong citta untuk 'mengarahkan' semua pikiran, perkataan dan perbuatan ke arah tertentu. Dorongan ini dipengaruhi oleh tilasan-tilasan pikiran, perkataan dan perbuatan di masa lalu. Sehingga bisa dikatakan bahwa apa yang dialami sekarang, baik secara internal maupun eksternal adalah hasil dari pikiran, perkataan dan perbuatan masa lampau. Dan pikiran, perkataan dan perbuatan sekarang ini juga akan meninggalkan tilasan-tilasan di masa yang akan datang. Jadi karma adalah evolusi mental dimana semua pikiran, perkataan dan perbuatan - betapapun kecilnya akan berpengaruh pada apa yang akan dialami di masa mendatang.
Keterikatan (Sanskerta: lobha/raga: Inggris: attachment). Salah satu dari klesha utama dimana kualitas baik dari suatu objek dilebih-lebihkan dan tidak ingin terpisahkan dari objek itu. Lobha/raga adalah lawan dari dvesha.
Kilauan jernih (Sanskerta: prabhasvara; Inggris: clearlight). Menerangkan pengertian citta yang paling mendalam. Kesinambungan citta (Sanskerta: samtana) ini tidak berawal dan tidak berakhir, tanpa terputus, baik dalam proses kematian maupun dicapainya Kebuddhaan. Setiap makhluk mempunyai samtana masing-masing. Kilauan jernih ini mempunyai sifat dasar yang bebas dari segala jenis konsep dan klesha.
Klesha (Sanskerta) adalah pikiran dan emosi yang timbul dari dalam dan mengaduk kedamaian pikiran. Adanya klesha menyebabkan kemarahan, ketakutan, kesombongan, keserakahan, dan sebagainya - yang pada dasarnya mengganggu ketenangan dan kebahagiaan pikiran. Untuk menghilangkan gangguan ketenangan ini biasanya disertai tindakan negatif tanpa memikirkan makhluk lain - yang justru menyebabkan penderitaan di masa yang akan datang.
Lama (Tibet). Sebutan untuk seorang Guru atau pembimbing spiritual.
Madhyamaka (Sanskerta; Inggris: Middle Way). Salah satu dari empat cara pandang (school of thought) dalam Buddhisme. Madhyamaka dianggap sebagai cara pandang Buddhis yang paling mendalam mengenai keberadaan. Keberadaan segala sesuatu saling terkait, karena itu menghindari kedua pandangan ekstrim, yaitu eternalisme (keberadaan yang bersifat hakiki) dan nihilisme (tidak ada keberadaan sama sekali). Keempat cara pandang dalam Buddhisme itu adalah Vaibhasika, Sautrantika, Cittamatra dan Madhyamaka. Madhyamaka sendiri mempunyai dua divisi yaitu Madhyamaka Svatantrika dan Madhyamaka Prasangika.
Mahayana (Sanskerta; Inggris: Greater Vehicle/Vast Vehicle of Mind). Level atau keadaan pikiran dengan landasan bodhicitta, bermotivasi untuk mencapai penggugahan.
Mantrayana (Sanskerta). Lihat Vajrayana.
Marga (Sanskerta; Inggris: path). Perkembangan tahap spiritual.
Materialisme; materialistik. Cara pandang yang menganggap keberadaan segala sesuatu secara fisik semata.
Meditasi (Sanskerta: bhavana; Inggris: to cultivate). Proses untuk menumbuhkan dan menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung dalam citta untuk mencapai tujuan tertentu.
Meditasi Analitis (Inggris: analytical meditation/discerning meditation). Cara membiasakan citta pada suatu pemahaman, realisasi atau kesadaran tertentu. Seseorang berfokus pada suatu objek dan membangkitkan pemahaman, realisasi atau keadaan kesadaran tertentu dengan menggunakan fungsi-fungsi mental (mental factors) dari pemeriksaan yang mendalam. Juga mencakup pengaplikasian dari serangkaian penalaran yang telah dipahami dan diyakini validitasnya.
Meditasi Konsentratif (Sanskerta: shamatha). Keadaan pikiran dimana gangguan-gangguan meditasi telah diatasi sehingga pikiran dapat berkonsentrasi sepenuhnya pada objek tertentu tanpa daya upaya selama waktu yang diinginkan.
Nirvana (Sanskerta). Sinonim yang sering digunakan adalah moksha (Sanskerta; Indonesia: kebebasan), yang menerangkan kondisi citta dimana semua karma negatif, klesha dan tilasan-tilasannya telah sepenuhnya dihilangkan sehingga citta 'bebas' dari semua penderitaan (Inggris: a state beyond sorrow).
Paramita (Sanskerta; Inggris: perfection). Berarti 'telah mencapai seberang.' Paramita adalah faktor-faktor mental tertentu yang jika dilatih dan diterapkan akan bertindak sebagai obat penawar dari semua klesha dan dapat membawa kita mencapai kebebasan atau Kebuddhaan. Paramita kadang diterjemahkan sebagai kesempurnaan. Pengumpulan paramita dilakukan apabila tindakan bajik seseorang dilandasi dengan bodhicitta dan pengertian tentang shunyata. Yang termasuk Enam Paramita adalah: 1. Dana Paramita (paramita kemurahan hati), 2. Sila Paramita (paramita hidup etis dan bermoral), 3. Kshanti Paramita (paramita toleransi dan kesabaran; tidak bereaksi negatif ketika menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan), 4. Virya Paramita (paramita bergembira dalam usaha berbuat kebajikan), 5. Dhyana Paramita (paramita pemusatan perhatian dan konsentrasi), 6. Prajna Paramita (paramita pencapaian intelijen tinggi).
Paramitayana (Sanskerta; Inggris: perfection vehicle). Secara harafiah berarti "kendaraan Paramita." Paramitayana adalah jalan bertahap mencapai penggugahan yang dijalankan para Bodhisattva dengan mempraktikkan paramita-paramita. Paramitayana disebut juga Bodhisattvayana.
Penggugahan (Sanskerta: Bodhi). Lihat Bodhi.
Pengentasan diri (Sanskerta: niryana/nihsarana; Inggris: renunciation). Mengetahui bahwa keberadaan samsara bersifat tidak memuaskan, secara pasti seseorang bertekad mengentaskan diri untuk keluar dari kondisi ini dan mencapai kebebasan. Dalam menjalankan kehidupan ini, ia mengerti bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai tidak lagi hanya tergantung pada faktor-faktor eksternal, namun bagaimana mengubah cara pandang dan cara hidup.
Potensi Kebuddhaan (Sanskerta: Buddhagotra; Inggris: Buddhanature). Potensi yang memungkinkan setiap makhluk untuk tergugah sepenuhnya.
Prajna (Sanskerta; Inggris: wisdom). Intelek atau intelijen spiritual tinggi, yang harus dikembangkan untuk dapat melihat realita secara benar. Prajna digunakan sebagai landasan dalam setiap pikiran, perkataan dan perbuatan - dan prajna ini menyebabkan berkembangnya welas asih.
Prajna pembeda (Sanskerta: pratyaveksa-jnana; Inggris: discerning wisdom). Intelek atau intelijen spiritual tinggi yang berfungsi untuk mengenal dan mengidentifikasi apakah sesuatu itu positif atau negatif; apakah sesuatu itu merupakan keberadaan yang sifatnya konvensional atau keberadaan menurut pengertian yang paling mendalam.
Pratityasamutpada (Sanskerta; Inggris: dependent origination/dependent arising). Segala sesuatu tidak eksis secara independen atau berdiri sendiri, namun terkait pada sebab-sebab dan kondisi-kondisi serta pada citta yang melabelnya. Pengertian pratityasamutpada yang paling mendalam adalah bahwa keberadaan segala sesuatu saling terkait. Misalnya adanya sebutan guru karena adanya sebutan murid dan adanya sebutan murid karena adanya sebutan guru. Tanpa murid tidak ada guru dan tanpa guru tidak ada murid, sehingga dalam bahasa Inggris tidak lagi hanya disebut dependent origination namun dependent designation.
Preta (Sanskerta). Salah satu di antara enam kelompok makhluk dalam Kamadhatu (alam keinginan, salah satu dari tiga alam menurut kosmologi Buddhis). Dikatakan makhluk-makhluk terlahir sebagai preta karena didominasi oleh pemikiran serba tidak berkecukupan dan selalu merasa kurang.
Samsara (Sanskerta; Inggris: cyclic existence). Keberadaan yang bersifat dipaksakan, seakan-akan tanpa daya - disebabkan oleh karma dan klesha yang didasari oleh avidya. Misalnya dilahirkan secara berulang-ulang tanpa daya atau penderitaan karena kondisi keberadaan, sehingga apa yang dianggap sebagai kenyamanan pun, bersifat tidak memuaskan.
Sepuluh bhumi Bodhisattva (Sanskerta: dasa bhumayah; Inggris: ten bodhisattva grounds/ten stages). Sepuluh tahap atau tingkat realisasi yang dilalui seorang Bodhisattva dalam perjalanan spiritualnya mencapai penggugahan. Bodhisattva yang telah mengalami shunyata secara langsung berarti memasuki bhumi pertama.
Shunya; shunyata (Sanskerta; Inggris: emptiness/voidness). Cara keberadaan segala sesuatu yang sesungguhnya, yaitu tidak mempunyai sifat hakiki (Sanskerta: svabhava; Inggris: inherent existence/essence). Karena segala sesuatu bersifat shunya, maka keberadaannya secara konvensional hanya sebagai proyeksi atau imputasi, bukanlah keberadaan yang sesungguhnya.
Skandha (Sanskerta; Inggris: aggregates/heaps). Lima tumpukan/bagian yang digunakan sebagai dasar untuk mengindentifikasi pengalaman-pengalaman mengenai keberadaan diri. Kelima tumpukan/bagian ini disebut panca-skandha, yang terdiri dari: wujud (rupa), sensasi (vedana), kebisaan membeda-bedakan (samjna), kesadaran (vijnana) dan yang tidak termasuk dalam keempat tumpukan/bagian di atas (samskara).
Sukha (Sanskerta; Inggris: bliss). Kebahagiaan, ketenangan yang merupakan lawan dari duhkha. Sukha dibedakan dari kenikmatan atau kenyamanan. Sukha didefinisikan sebagai keadaan citta yang sangat imbang (Inggris: exceptionally healthy state of mind), citta yang tidak bergejolak dan tidak teraduk oleh emosi-emosi yang mengganggu (Sanskerta: klesha). Ini jauh berbeda dengan kebahagiaan yang diperoleh hanya karena dipenuhinya keinginan. Kebahagiaan sempurna seperti ini sangat mungkin untuk dialami, namun membutuhkan cara pikir yang sesuai dan latihan secara mental.
Tantrayana (Sanskerta). Lihat Vajrayana.
Tri Mandala Shunyata (Sanskerta; Inggris: the emptiness of three spheres). Tiga lingkup shunyata yaitu merenungkan kenyataan bahwa objek (penerima pemberian), subjek (pemberi) dan tindakan (memberi) bersifat shunya (tidak memiliki sifat hakiki dari sisinya sendiri).
Upeksha (Sanskerta; Inggris: equanimity). Tidak membeda-bedakan. Citta yang melihat dan memahami segala sesuatu seperti apa adanya. Upeksha merupakan salah satu dari Empat Pikiran Kebajikan Tanpa Batas (Sanskerta: Catur Apramana).
Vajrayana (Sanskerta; Inggris: adamantine vehicle/diamond vehicle). Merupakan bagian dari Mahayana dimana teknik-teknik Tantra digunakan untuk membawa seseorang mencapai penggugahan dengan lebih cepat. Vajrayana disebut juga Tantrayana atau Mantrayana.