Pada tanggal 24 Februari 2009, Potowa Center menggelar acara “Berbincang tentang How To Be Happy,” yang menghadirkan pembicara-pembicara yaitu Lama Zopa Rinpoche; Bapak Agung Adiprasetyo (CEO dari Kompas Gramedia) dan Bapak I Gede Prama.
Pada kesempatan ini, juga dilakukan perilisan buku “How To Be Happy” yang ditulis oleh Lama Zopa Rinpoche dan diterbitkan atas kerjasama Potowa Center dan Grasindo.
Acara dimulai pada pukul 19.30 WIB dan diawali dengan sambutan singkat dari Bapak Agung Adirasetyo selaku CEO dari Kompas Gramedia. Kemudian dilanjutkan dengan berbagi pengalaman oleh Bapak I Gede Prama.
Bapak Gede Prama berbagi jurus-jurus hidup bahagia. Beliau mengibaratkan kondisi orang saat ini seperti seekor kijang yang terjepit, yang hanya memiliki 2 pilihan, yaitu cepat melepaskan diri atau ditembak mati. Untuk bisa cepat melepaskan diri, diperlukan guru yang kompeten. Beliau juga menjelaskan empat macam guru, dan menyarankan untuk segera mungkin menemukan guru.
Kemudian dilanjutkan dengan sharing dari Lama Zopa Rinpoche. Rinpoche menerangkan bahwa ajaran Buddhadharma yang berkembang di Tibet, yang saat ini banyak dikenal masyarakat Internasional, berasal dari India. Keaslian ajaran ini dipertahankan di Tibet selama bertahun-tahun lamanya. Ajaran terutama mengenai Bodhicitta, dibawa oleh Lama Atisha ke Tibet setelah belajar selama 12 tahun di Indonesia dengan Lama Sherlingpa. Jadi bisa dikatakan ajaran ini berasal dari Indonesia.
Saat itu banyak pandangan keliru yang berkembang di Tibet dan Lama Atisha diundang Raja Tibet untuk meluruskan kembali penyimpangan-penyimpangan dan kesalahpahamana mengenai Buddhadharma. Lama Atisha kemudian menulis dan merangkumkan keseluruhan ajaran Buddhadharma dalam Bodhipathapradipam (Pelita Tahap-tahap Mencapai Penggugahan; Inggris: Lamp of the Path to Enlightenment) – yang berisi langkah-langkah dan tahap-tahap yang dapat dijalankan oleh orang-orang yang ingin mencapai penggugahan .
Ajaran Bodhicitta sangat penting. Banyak makhluk yang telah mencapai penggugahan sempurna dengan mempraktekkan Bodhicitta. Dengan Bodhicitta, seseorang dapat menghentikan halangan-halangan (klesha) baik klesha yang sifatnya kasar maupun yang paling halus.
Rinpoche menjelaskan ada beberapa praktek penting yang merupakan sebab untuk hidup bahagia yaitu dengan mempraktekkan kebaikan hati pada orang-orang, keluarga, hewan, dan makhluk lainnya di setiap saat. Ini akan menciptakan potensi-potensi positif, kebaikan, dan kebahagiaan secara berkesinambungan. Setiap tindakan bajik akan menghasilkan kebahagiaan dan kenyamaan secara berlipat-ganda karena sifat dari karma adalah berlipat ganda. Selain itu, berbahagialah atas keberhasilan orang lain. Ketika melihat orang lain melakukan hal-hal bajik, selalu ikutlah bahagia. Ini merupakan sebab untuk sukses.
Praktek berikutnya adalah melatih kesabaran; mengerti darimana datangnya kemarahan, dan tidak menyakiti diri sendiri maupun makhluk lain. Ini akan membawa kebahagiaan di dalam keluarga, tetangga, dan makhluk-makluk di sekeling kita. Dengan menjalankan ini, di kehidupan mendatang, kemarahan kita akan semaking berkurang dan suatu saat kita dapat menghilangkan kemarahan sepenuhnya. Praktek yang lain adalah merasa berkecukupan. Ini akan membawa kedamaian di dunia. Praktek lainnya, ketika seseorang menyakiti kita, kita harus berusaha memaafkannya. Jangan diingat terus tindakannya. Ketika orang lain bahagia, kita ikutlah bahagia. Jika kita melakukan kesalahan misalnya marah, atau mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya, segeralah minta maaf. Dengan begitu akan tercipta kedamaian di rumah dan di manapun kita berada.
Praktek lainnya adalah keberanian, hati yang berani, pikiran yang tajam, dan mengambil manfaat dari setiap masalah yang muncul. Bagaimana mentransformasikan masalah menjadi kebahagiaan dengan memikirkan manfaatnya sehingga masalah tersebut tidak lagi menjadi ‘masalah.’ Jadi, ketika kita memberi label ‘positif’ pada suatu hal atau apapun yang muncul, maka kita akan melihatnya dari sudut pandang yang positif. Bahkan, ketika mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, kita masih bisa merasa bahagia. Transformasikan masalah menjadi keberanian dan sebab untuk mencapai penggugahan sempurna. Sehingga masalah-masalah itu akan menjadi sebab kebahagiaan untuk semua makhluk. Karena itu, kita bisa menciptakan banyak potensi positif di setiap saat. Kunci dari kebahagiaan ada dalam pikiran kita. Ini adalah cara untuk sukses.
Dengan welas asih, kita dapat membawa kebahagiaan yang tak terhingga dan penggugahan sempurna untuk banyak makhluk. Dengan welas asih, kita tidak meyakiti makhluk lain, orang tua, keluarga, dan lainnya. Jadi dedikasikanlah hidup kita untuk memberi manfaat bagi setiap makhluk. Ketika bangun tidur, berpikirlah bahwa tujuan dari hidup kita adalah untuk memberi manfaat bagi yang lain; ketika berpakaian, mencuci, makan, bekerja, berjalan, mengemudi, belanja, tidur; berpikirlah untuk memberi manfaat bagi makhluk lain. Sehingga apapun yang kita lakukan adalah Dharma. Segala sesuatu yang didasari welas asih, akan mentransformasikan hidup kita secara total, seperti dari ‘besi menjadi emas;’hidup kita menjadi berharga dan bermanfaat.
Akhirnya Rinpoche mendedikasikan semua potensi positif yang dikumpulkan untuk keluarga, negara Indonesia, dan semua makhluk – agar Bodhicitta senantiasa melandasi pikiran, ucapan, dan perbuatan semua pemimpin dan semua makhluk.
Acara ini ditutup dengan penyerahan buku How To Be Happy yang telah ditandatangani oleh Lama Zopa Rinpoche kepada para peserta yang telah memesan buku tersebut. |
KEMBALI |